Afraid,
takut, atau bisa
juga diartikan khawatir.
Sebuah perasaan takut terjadi jika sesuatu hal yang buruk terjadi. Perasaan was-was tentang sesuatu
hal, yang mungkin bisa tertimpa sesuatu yang buruk. Naudzubillah... *jangan
sampe*
Dan menurutku, khawatir
itu adalah perasaan yang wajar dan manusiawi. Dengan perasaan khawatir, secara
tidak langsung akan mengaktifkan rasa waspada dalam diri kita. Waspada untuk
mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Walaupun hal tersebut pasti
tidak kita harapkan terjadi. Dan kekhawatiran akan hal buruk itu tidak terjadi.
Menurut saya, khawatir itu bisa dibagi
menjadi 2 jenis yaitu :
- Khawatir terhadap diri sendiri,
Khawatir terhadap diri sendiri hampir sama dengan cemas, atau rasa
was-was. Tidak ada salahnya khawatir terhadap diri sendiri. Hal ini bisa
menjadi sebuah 'benteng' bagi kita untuk jadi lebih waspada.
- Khawatir terhadap orang lain
Khawatir terhadap orang lain adalah rasa was-was atau rasa cemas
kita untuk orang lain. Cemas untuk menunggu kabar, cemas tentang sebuah keadaan
di sana.
Naaah...khawatir yang manakah saya malam ini?? Saat saya
mengetik ini, ada rasa khawatir di dalam hati. Khawatir sama 'kamu'. Pukul
23:10, dan belum ada kabar tentang posisi 'kamu'. Kicauan terakhirmu pukul
21:53. Dan saat itu aku tahu 'kamu'
masih mengaktualisasikan diri. Aku bertanya-tanya.
Tidak merasa lelahkah kamu? Lelahmu di mana? Setelah seharian bergulat dengan pekerjaan.
Aku salut, kagum dengan 'kamu'. Dengan kegigihan kamu
mengembangkan karier. Kagum dengan
harapan, cita-cita dan keinginan ‘kamu’. Kagum dengan semangat 'kamu' untuk terus maju. Kagum
dengan kegigihan 'kamu' dalam menunjukkkan potensi diri. Dan kagum dengan sikap
'kamu' dalam menghadapi banyak orang. Aku kagum semuanya tentang 'kamu'.
Tapi, malam ini
aku khawatir. Tak ada salahnya 'kamu' berkobar penuh semangat mengaktualisasikan
diri. Menurutku, 'kamu'
tuh hebat. Tapi tolong...jangan sampai badanmu tak kau pikirkan. 'Kamu' bisa
lelah. Overtime sampai selarut ini bukan sesuatu hal yang salah. Tapi, istirahat dan
kesehatan itu lebih penting. Memang...dulu kau bisa
'mengudara' sampai berganti hari. Sampai dini hari. Tapi tetap saja rasa khawatir dengan perjalanan
mu sampai ke rumah. Bukan perjalanan yang singkat dan belum tentu aman juga untuk seorang perempuan.
Pukul 23:18
Alhamdulillah...kabar
dari 'kamu' muncul. Aku sengaja menahan kantuk untuk menunggu dan memastikan kalau
'kamu' sudah 'mendarat' dengan selamat di rumah.
''nait2''
Ucapan selamat malam mu yang membuat aku lega. Dan
'kamu' berpamitan untuk terlelap, memejam...
''Ya wes sana, gek
istirahat. Kasihan.... Gut nait juga...selamat istirahat, selamat memejam
'kamu'....''
Jawabku saat itu juga.
Dalam lelapmu di sana, ku berdoa di sini..
'''Ya
Alloh...jagalah dia dalam lelapnya, tenangkan dia dalam pejamnya. Hapuskan
lelahnya malam ini, dan segarkan dia esok pagi... Aamiin...''
Selamat memejam kamu... ;)