~Rabu, 03 April 2013~ Seperti pada hari-hari Rabu yang lalu-lalu. Masih selalu
dengan seragam cokelat keki yang akan berasa sangat panas ketika matahari mulai
meninggi. Penyejuk ruangan yang tak maksimal membuat suasana makin panas. Tapi
ruangan yang sekarang lebih mendingan daripada ruangan yang sebelumnya. Yang bahkan
kipas angin pun aku tak merasakannya.
Sebenarnya posting-an
ini bisa jadi dengan judul “4th day”.
Tapi entah kenapa saya tiba-tiba tak berselera membahas tentang hilang dan
kehilangan seperti pada post yang
berjudul “2nd day” sebelumnya. Banyak
efek yang membuat mood ku berantakan
untuk kembali membahas ‘taktik’ bergerilya ku itu. Semua perubahan mood ini berawal dari kata-kata. Memang, kata-kata itu
menimbulkan banyak persepsi bagi setiap orang. Terutama kata-kata yang
bertebaran di social media. Tak terkecuali
aku.
Ini tentang kata-kata mu...
Mungkin tak bisa aku gambarkan di sini kata-kata apa yang
aku maksud itu. Karena aku menghargai privasi orang tersebut. Aku mengerti
maksud dari kata-kata itu. Namun belum tentu orang lain memiliki persepsi dan
pengertian yang sama dengan ku. Aku tahu maksud kamu menyusun sebuah kata
menjadi sedemikian ‘wow’ nya bagi orang yang berinteraksi dengan mu. Namun sebenarnya
aku tahu. Itu bukan dirimu yang sebenarnya. Tahan kah aku membaca kata-kata
itu, dan segaligus membayangkan bagaimana ekspresi orang yang sedang
berinteraksi dengan mu itu? TIDAK!! Aku benar-benar tak tahan membaca itu. Hanya
bisa menggelengkan kepala saja. Sejauh itu kah kau berkata-kata?
Itu bukan kamu...
Ya itu memang social
media yang orang-orang bebas mengekspresikan dan menuliskan apa saja di
dalamnya. Tapi bukankah setiap penulisan kata-kata itu juga ada tata kramanya
seperti halnya saat kita berbicara? Bukankah kita seharusnya dapat memilah dan
memilih apa yang kita ketikkan di dunia maya itu apakah layak untuk menjadi
konsumsi publik? Kembali ke persepsi dan penilaian orang terhadap sebuah
kata-kata itu tadi.
Yang tidak ku inginkan adalah kata-kata seperti itu akan
menurunkan tingkat kecerahanmu dihadapan orang lain yang berpersepsi salah. Aku
akui, aku pun merasakan seolah tingkat kecerahanmu berkurang jika kau tak bisa
menahan kata-kata yang cukup ‘mengundang’ itu. Bukan sepantasnya kamu seperti
itu.
Itu bukan kamu...
Aku memang bukanlah siapa-siapa mu. Tapi aku peduli pada image-mu itu. Image yang menurutku cukup baik. Sangat baik malah. Dan semoga
penilaianku tentang kamu tak berubah. Tolong...jaga kata-kata mu. Jangan menimbulkan
persepsi dan pengharapan yang salah bagi orang yang berinteraksi dengan mu.
Dan aku memang bukanlah siapa-siapa mu. Tapi aku peduli terhadapmu...